Makassar_ Kuliah umum Konservasi Illuminated Manuscrift dan Naskah yang diadakan departemen arkeologi universitas Hasanuddin berlangsung pada tanggal 30 Maret 2021 Pukul 14.00 WITA dan 07.00 AM Lisbon Portugal yang bertajuk “International Sharing Session on Conservation of Cultural Heritage Illuminated Manuscrift and Conservation” yang dibawakan oleh Shatilla Algaff dari Sociedade Portuguesa de Inovacao (SPI) Portugal. Sesi berbagi dan kuliah umum ini merupakan kuliah tambahan mata kuliah konservasi arkeologi untuk lebih memahami metode metode terbaru dalam konservasi khsusunya pada bidang konservasi illuminated manuscrift dan naskah . Miss Shatilla menyampaikan secara bertahap mulai dari definisi, konsep dan case studies dalam konservasi warisan budaya pda illuminated manuscrift dan naskah. Lebih lanjut, dia menjelaskan beberapa analytical technique yang bida digunakan dalam melakukan penelitian terhadap manusrif sebelum dilakukan tindakan konservasi. Beberapa isntrumen analytical technique yang di perkenalkan dalam memepelajari konservasi illuminated manuscrift dan naskah diantaranya Hendle X-Tray Fluorescence (h-XRF), Fibre Optic Reflectance Spectrometry (FORS) dan Hyperspectral Image. Alat ini menjadi hal baru dan menjadi pengetahuan yang sangat penting bagi mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terkait perkembangan teknologi dalam konservasi arkeologi.
Perkuliahan ini sangat menarik minat mahasiswa dengan ditandai banyaknya pertanyaan yang diajukan baik dari segi konsep konservasi maupun metode konservasi pada manusrip khsusunya naskah. Kuliah ini berlangsung kurang lebih 2,5 jam dengan dihadiri oleh 70 peserta baik dari mahasiswa yang program mata kuliah konservasi arkeologis maupun mahasiswa arkeologi secara umum dari UNHAS juga dihadiri oleh dosen dan mahasiswa program studi sastra daerah Bugis Makassar yang mempelajari tentang naskah. Kuliah umum ini dibuka oleh Dr. Khadijah Thahir Muda sebagai penanggung jawab mata kuliah konservasi arkeologis UNHAS dan di moderator oleh Bapak Erwin M.U. Saraka untuk memperlancar jalannya diskusi. Sebagai penutup Miss Shatilla menyampaikan bahwa hal yang paling penting untuk dipahami sebagai konservator mengetahui secara jelas bahan dari material benda cagar budaya yang akan di konservasi dengan melakukan penelitian awal terlebih dahulu dan bagi mahasiswa yang memprogram mata kuliah konservasi perlu memahami basic kimia dasar material benda warisan cagar budaya serta instrument analytical techniques untuk mengembangkan pengetahuan dan skillnya di masa mendatang dalam konservasi material cagar budaya