Konsorsium Prodi Arkeologi Indonesia Segera Dibentuk

Bertempat di Ruang Sidang I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Ruang Truntum Hotel Wisma MM UGM, perwakilan dari Program Studi Arkeologi yang terdapat di Indonesia yaitu dari Universitas Indonesia (Dr. Ninie Susanti dan Dr. Andriyati Rahayu), Universitas Gadjah Mada, (Dr. Angraeni, M.A; Sektiadi, S.S., M.Hum; Dra. D.S Nugrahani, M.A; Dr. Mahirta; dan Dr. Mimi Savitri), Universitas Udayana (Dr. I Wayan Srijaya, M.Hum dan Rochtri Agung Bawono, S.S., M.Si), Universitas Hasanuddin (Drs. Iwan Sumantri, M.A dan Yadi Mulyadi, M.A), Universitas Haluoleo (Dra. Siti Kasmiati, M.Si dan Sandy Suseno, S.S., M.A), dan Universitas Jamb (Dr. Yusdi Anra, M.Pd), melaksanakan pertemuan dalam rangka pembentukan Konsorsium Bidang Arkeologi. Dalam pertemuan yang dilaksanakan dari 6-7 Februari 2017 ini yang difasilitasi Departemen Arkeologi Universitas Gadjah Mada sebagai tuan rumah, dibahas beberapa agenda yaitu capaian pembelajaran (learning outcome) untuk program studi Sarjana Arkeologi dan Magister Arkeologi, serta pembentukan Konsorsium Bidang Arkeologi se Indonesia.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 35 bahwa kurikulum pendidikan tinggi harus mengacu Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang untuk setiap Program Studi mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan. Standar kurikulum yang disusun dalam suatu institusi pendidikan didasarkan pada pemenuhan target Capaian Pembelajaran yang dapat dipenuhi melalui isi dan proses pembelajaran. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya pembahasan Capaian Pembelajaran Prodi Arkeologi, yang menjadi bagian penting dalam kurikulum. Tujuan dari pembahasan Capaian Pembelajaran ini yaitu merupakan tahapan dari penyusunan Standar Kurikulum Arkeologi untuk Program Sarjana Arkeologi dan Magister Arkeologi ini adalah untuk menjadikan dokumen ini sebagai acuan minimal dalam pengembangan kurikulum di Perguruan Tinggi khususnya yang menyelenggarakan Pendidikan Sarjana Arkeologi dan Magister Arkeologi di Indonesia. Pendidikan Sarjana Arkeologi di Indonesia saat ini dilaksanakan di enam Perguruan Tinggi Negeri yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, Universitas Haluoleo, dan Universitas Jambi. Sedangkan Pendidikan Magister Arkeologi, diselenggarakan baru di dua PTN yaitu Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada, adapun di Universitas Hasanuddin saat ini sementara dalam proses pengusulan pembukaan Program Magister Arkeologi.

Dalam pertemuan tersebut disepakati Capaian Pembelajaran Program Studi Sarjana Arkeologi dan Magister Arkeologi sesuai Kerangka Kualifikasi Kompetensi Nasional, yang meliputi Sikap, Penguasaan Pengetahuan, Keterampilan Khusus dan Keterampilan Umum. Capaian Pembelajaran ini yang nantinya menjadi acuan untuk penyusunan standar minimal kurikulum Program Sarjana Arkeologi dan Magister Arkeologi. Dalam proses pembahasan Capaian Pembelajaran, disepakati pula bahwa profil lulusan Sarjana Arkeologi yaitu, Arkeolog, Pelestari Cagar Budaya, Arkeoenterpreuner, sedangkan profil lulusan Magister Arkeologi yaitu Ahli (Peneliti Arkeologi dan Akademisi) serta Tenaga Ahli Pelestarian Cagar Budaya dan Tenaga Ahli Permuseuman. Guna menidaklajuti implementasi dari Capaian Pembelajaran dan standar minimal kurikulum Program Sarjana Arkeologi dan Magister Arkeologi, diperlukan adanya Konsorsium Bidang Arkeologi se Indonesia. Konsorsium inilah yang diharapkan nanti berperan aktif dalam pengembangan pendidikan tinggi arkeologi dalam penguasaan ilmu arkeologi dan pemanfaatan sumberdaya arkeologi secara optimal dan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat.

Dalam pembahasan Konsorsium Bidang Arkeologi, disepakati untuk dibentuk tim Task Force yang bertugas untuk menyiapkan pembentukan konsorsium tersebut, adapun untuk koordinator yaitu Dr. Anggraeni, M.A dari Universitas Gadjah Mada, serta Yadi Mulyadi, M.A dari Universitas Hasanuddin sebagai Sekertaris. Target pertama tim Task Force yaitu mengumpulkan data terkait mengenai prosedur dan aturan terkait pembentukan konsorsium, adapun nama sementara dari konsorsium tersebut yaitu Perkumpulan Program Studi Arkeologi se Indonesia. Setelah agenda pembahasan konsorsium, pertemuan tersbut kemudian ditutup secara resmi yang disertakan dengan penyerahan berita acara dan cinderamata dari Universitas Gadjah Mada kepada masing-masing perwakilan dari Universitas Indonesia, Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, Universitas Haluoleo, dan Universitas Jambi. Ucapan terima kasih kepada Departemen Arkeologi Universitas Gadjah Mada yang telah menyelenggarakan pertemuan dengan sukses dan menghasilkan hal penting terkait peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan arkeologi di Indonesia.

Kabar Lainnya