Tokai Project adalah salah satu kegiatan kerjasama penelitian antara Tokai University, Jepang dengan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Penelitian ini dilakukan di Gua Vavompogaru, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Tokai Project 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 14-21 September 2016 adalah kelanjutan dari Tokai Project ke-1. Tema penelitian pada Tokai Project ke-2 adalah “Prehistoric Human Migrations, Maritime Networks and Resource Use in Sulawesi and Maluku Islands”.
Dr. Rintaro Ono adalah seorang Associate Professor, School of Marine Science and Technology, Tokai University, Japan. Selain beliau sebagai ketua Tim Tokai Project 2016, juga turut serta beberapa instansi terkait, mahasiswa arkeologi se-Indonesia serta beberapa tenaga lokal yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini. Ialah Drs. Harry Oktavianus Sofian dan Nico Alamasyah (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional), Ipak Fahriani, Wiwik Sriwigati, Jamal, Jonly Ponto, dan Anang (Balai Arkeologi Manado), Suryatman (Balai Arkeologi Makassar), Dahniar Arsyad (Universitas Hasanuddin), Ni Luh Gde Dyah Mega Hafsari (Universitas Udayana), Zhafir Aryo Wibowo (Universitas Indonesia), dan Eugenius Olafianto Drespiputra Wisnuwardhana (Universitas Gajah Mada) dan Ahmad Azhar, Ivan Ronalio, Wahyudo, Ludin, Umar, Agus Ramlan (tenaga lokal).
Kegiatan yang dilakukan pada Gua Vavompogaru adalah melakukan ekskavasi dengan membuka tiga kotak ekskavasi yaitu TP 5, TP 6, dan TP 8 pada Sektor Taman Anoa 2. Kotak ekskavasi yang dibuka berukuran 1×1 meter dengan pendalaman test spit sedalam 5 cm. Akan tetapi, kotak TP 8 terpaksa ditutup pada spit 7 dengan interval kedalaman 45 cm dikarenakan sudah mendapatkan bedrock. Untuk itu, tim yang menangani TP 8 dipindahkan ke Sektor Taman Anoa 1 untuk membuka kotak ekskavasi baru. Dengan demikian, terdapat dua sektor yang ditangani pada penelitian ini.
Sektor TMNA 1 terbagi atas dua tim yaitu tim yang menangani Kotak TP 5 terdiri atas Dahniar Arsyad, Ipak Fahriani, Jamal dan TP 6 yang terdiri atas Suryatman dan E. Olafianto D.W. Kemudian pada sektor ini juga dibuka kotak baru yaitu TP 7 ditangani oleh E. Olafianto yang sebelumnya menangani TP 6. Adapun untuk TP 5 dan 6 ditangani oleh Dahniar Arsyad. Selain itu, sektor TMNA 2 juga terdiri atas dua tim yaitu Tim TP 1 terdiri atas Rintara Ono, Zhafir Aryo Wibowo, dan Nico Alamsyah sedangkan Tim TP 2 terdiri atas Drs. Harry Oktavianus Sofyan, Ni Luh Gde Dyah Mega Hafsari, dan Anang. Kegiatan ekskavasi berlangsung dari jam 08.00 AM-16.30 PM.
Tim Tokai Project yang berjumlah 20 orang harus berkurang sedikit demi sedikit dikarenakan beberapa orang harus kembali dan melaksanakan tugas lain yang tak kalah penting. Sebut saja Balar Manado yang juga harus melakukan kegiatan ekskavasi di Situs Gililana, Kabupaten Morowali Utara pada tanggal 21 September. Drs. Harry Oktavianus juga menyusul pada tanggal 23 September dan Suryatman pada 25 September dikarenakan Balar Makassar memiliki kegiatan Kemah Arkeologi di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Gua Vavompogaru terletak pada deretan pegunungan karst, sekitar 3 km dari pemukiman penduduk dengan waktu tempuh ± 20 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Untuk menuju gua tersebut, akses jalan yang dilewati berupa jalanan berbatu, perkebunan kelapa sawit, areal penambangan batu gajah, dan sebuah tanjakan yang memiliki sudut kemiringan 50o. Karena itulah, untuk mencapai situs tersebut adalah dengan menggunakan tali sepanjang 100 meter.